Sabtu, 27 April 2013

Mendongkel Yesus dari Tahtanya, Upaya Mutahir untuk Menjungkirbalikkan Iman Gereja Mengenai Yesus Kristus



Darrel L. Bock & Daniel B. Wallace, Mendongkel Yesus dari Tahtanya, Upaya Mutahir untuk Menjungkirbalikkan Iman Gereja Mengenai Yesus Kristus, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,2009

Pandangan umum  1:
Bermacam Gambaran Yesus dalam Yesusanitas

Dalam dekade terakhir ada bebarapa pandangan tentang Yesus. Yesus sebagai tokoh bijaksana atau seorang nabi, tatapi benarkah gambaran tersebut menggambarkan yang sesungguhnya dari Yesus.
E.P. Sander pada tahun 1985 yang menulis buku Jesus and Judaism yang menyatakan bahwa Yesus adalah nabi pemulihan bagi Israel dan bukan  juru selamat selain tidak membawa pewahyuan yang baru juga karena kedatangannya untuk mempersiapkan jalan bagi era baru. Karya Sander ini sering dinamakan Yesus ‘eskatologis’.
Burton pada tahun 1988 dalam bukunya A Myth of Innocence: Mark and Christian Origins.  Dalam buku ini menghubungkan Yesus dengan ajaran Yahudi dan Hellenisne. Q adalah sumber ajaran Yesus yang tumbuh bertahap. Yesus adalah guru hikmat dan gereja kemudian menambahkan unsur eskatologi.
Elisabeth Schussler Fiorenza tahun 1983 dalam bukunya In Memory of Her, Yesus digambarkan sebagai seorang yang egaliter dan anti patriarkal. Warisan yesus adalah perumpamaan dan perkataan yang tepat sasaran. Yesus adalah anak dari ilahi yang bersifat feminin.
Richard Horsley  tahun 1987 dalam bukunya Jesus and the spiral of violence menekankan yesus sebagai nabi yang mewakili dan menjadi suara bagi masyarakat petani yang miskin di pedesaan dan melawan orang kaya di kota.
Marcus Borg  dalam bukunya Conflict, Holiness and Politics in Teachings of Jesus (1984) dan Jesus: A New Vision (1987) Yesus adalah tokoh visioner  dan spiritual, kombinasi antara guru dan nabi sosial.
John Dominic Crossan menulis banyak buku, mengklaimm bahwa hampir separuh dari perkataan Yesus dalam Injil sebenarnya tidak diucapkan oleh Yesus. Karya utamanya The Historical Jesus: The Life of a Mediterranenan Jewish Peasant. Yesus digambarkan sebagai pemimpin dan guru dengan vis sosial yang menantang struktur otoritas dan meminta kita berpikir secara berbeda mengenai sesama dan siapa yang diberkati Tuhan.
Dua Pandangan Lain Dalam Spektrum Yesusanitas
            Ben Meyer, N.T. Wright dan Paula Fredriksen dalam pandangan mereka menentang Yesus hanya sebagai tokoh visioner sosial, nabi dan guru bijaksana dan percaya Yesus berkaitan dengan berita mesianik. Pendapat mereka yang lain, Yesus disalah mengertikan murid-muridnya/ orang terdekatnya. Dengan kata lain muridnya mengingatkan Yesus sebagai pribadi yang tidak pernah terus terang tentang yang diklaimNya.
Peran Temuan Arkeologi dan Injil-Injil Lain
            Penemuan di Nag Hammadi tahun 1945 mencakup banyak manuskri dari abad kedua dan ketiga yang berisi Injil-injil yang hanya sebelumnya kita ketahui dari Bapa Gereja di abad kedua sampai abad keempat. Manuskrip yang dipermasalahkan adalah Injil Tomas dan Injil Yudas. Elaine Pagels dari Princeton, Karen King dari Harvard dan Barr Ehrman dari Chapel Hill. Ada yang meminta agar sejarah awal kristianitas direvisi.
            Yang menjadi pertanyaan mengapa potret Yesus versi Yesusanitas semakin populer? Salah satu penyebabnya buku-buku tentang Yesus dari versi Yesusanitas membanjiri publik mulai tahun 1980. Dan studi mengenai Yesus telah menjadi industr yang berkembang. Bahkan menjadi buku non fiksi terlaris New York Times.

Beberapa Penyebab Popularitas Yesusanitas
            Ada 14 faktor yang menyebabkan sebaian faktor lama dan sebagian faktor baru dan dapat dibagi menjadi 4 kelompok besar: (1) sikap skeptis dalam sejarah. (2) Informasi baru. (3) faktor budaya yang mengubah metode evaluasi dan (4) hasrat naluriah manusia untuk mencari, menghadapi atau memahami hal-hal spiritual.
1.      Sikap Skeptis dalam Sejarah
Faktor pertama sikap skeptis terhadap semua institusi agama, termasuk perang agama yang mendominasi sejarah Eropa selama berabad-abad karena berbagai kesalahan sepanjang sejarah. Sejak Konstantin kombinasi agama dan kekuasaan dapat sangat merusak.
Faktor kedua adalah munculnya disiplin ilmu kritik yang lebih tinggi yaitu proses memeriksa dan menganalisa suatu sumber untuk mengetahui asal-usul dan kisahnya dengan tujuan untuk mengevaluasi dan mengapresiasi nilai sejarah dari sumber tersebut.  Dan diterapkan terhadap studi Alkitab akan sulit bagi pembaca untuk melihat campur tangan Tuhan, Karena tidak akan bisa menerima hal-hal yang ilahi.karena Alkitab dipandang seperti buku-buku yang lain dan skeptis terhadap campur tangan Tuhan yang ada didalamnya.



2.      Informasi Baru
Faktor ketiga adalah penemuan arkelogi terbaru seperti penemuan di Nag Hamadi (1945) dan Qumran (1946) mengubah studi Perjanjian Baru dan menjadi angin segar pada Yesusanitas sebagai ekspresi asala mula Kritianitas.
3.      Faktor Budaya yang mengubah Metode evaluasi
Faktor keempat adalah perubahan besar dalam cara kita memandang sejarah. Penemuan-penemuan arkeologi melahirkan pemahaman mengenai sejarah. Pernyataan tentang kebenaran sejarah telah bergeser menjadi pembacaan fakta sejarah. Faktor kelima penggunaan selektif bukti-bukti kuno untuk menonjolkan karakteristik yang selaras dengan pikiran ideologi modern.
4.      Hasrat manusia
Faktor keenam pengajaran Kritianitas dalam program-program studi agama di banyak universitas (di Amerika). Perspektif tertentu diajarkan hampir tanpa perbandingan dengan sudut pandang lain. Faktor yang ketujuh adalah meningkatnya perhatian media terhadap topik Yesusanitas. Kedelapan adalah fenomena baru: daya tarik nove-novel kawin silang dan publik yang menyukai pemikiran agama yang dikemas dalam konteks drama fiksi.

Hasrat untuk mencari, menghadapi dan memahami hal-hal spiritual.
            Faktor kesembilan adalah tumbuhnya minat terhadap pencarian perjalanan rohani. Perjalanan kerohanian sering berarti proses membuka diri yang menyakitkan. Faktor kesepuluh adalah hasrat budaya untuk menerima keberagaman agama sedemikian rupa sehingga kedamaian dapat dipertahankan, sementara pertanyaan mengenai apakah ada yang menawarkan lebih daripada yang lain diabaikan. Faktor kesebelas meluasnya pengakuan bahwa agama ternyata benar-benar bisa memotivasi orang. Faktor kedua belas fundamentalisme  naif dan rapuh yang telah menyebabkan banyak orang dari latar belakang tersebut akhinya meninggalkan dan menolaknya. Faktor lain yang menyebabkan mereka meninggalkan kepercayaannya pertama, perubahan-perubahan yang meraka alami semakin memperjelas betapa kaku sistem penafsiran Alkitab yang kita kenal selama ini. Kedua mereka seringkali melihat betapa tidak konsistennya ajaran gereja dengan ajaran Alkitab dalam hal keadilan sosial dan materialisme.
Potret Yesus yang beredar terbagi dalam dua versi yaitu cerita Kristianitas dan cerita Yesusanitas, meskipun faktanya disamakan sebagai Kristianitas. Pencetusnya dapat dikategorikan menjadi 4 yaitu: (1) sikap skeptis dalam sejarah. (2) Informasi baru. (3) faktor budaya yang mengubah metode evaluasi dan (4) hasrat naluriah manusia untuk mencari, menghadapi atau memahami hal-hal spiritual. Dan dalam 4 kategori ini ada 12 faktor yang saling berbeda yaitu: (1) sikap skeptis terhadap semua institusi agama. (2) munculnya disiplin ilmu kritik yang lebih tinggi. (3) penemuan arkelogi terbaru (4) perubahan besar dalam cara kita memandang sejarah.  (5) penggunaan selektif bukti-bukti kuno.(6) Metode pengajaran mengenai Kristianitas dalam banyak program studi agama. (7) meningkatnya perhatian media.(8) daya tarik novel-novel populer. (9) tumbuhnya minat terhadap pencarian perjalanan rohani. (10) hasrat budaya untuk menerima keberagaman agama. (11) meluasnya pengakuan bahwa agama ternyata benar-benar bisa memotivasi orang. (12) fundamentalisme  naif dan rapuh.

Pandangan Umum 2
Empat Perbedaan Penting antara Krintianitas dan Yesusanitas.

Untuk menganalisa perbedaan antara Kristianitas dan Yesusanitas dengan menganalisa empat perbedaan penting Kristianitas dan Yesusanitas karena cara pandang mereka yang berbeda mengenai relasi. (1) perceraian antara pencipta dan ciptaan. (2) Perceraian antara Tuhan dan kemungkinan adanya wahyu ilahi untuk membuat manusia bertanggung jawab. (3) Perceraian antara Yesus dan kesaksian-kesaksian pengikunya dalam sejarah. (4) Perceraian antara seluruh berita Yesus dan praktik gereja.

Klaim Pertama
Perjanjian Baru Yang Asli Telah Sangat Dirusak Oleh Para Penyalin Sehingga Tak Terpulihkan Lagi

Bart Ehrman dalam bukunya Misquoting Jesus sikapnya yang skeptis menjelaskan tentang kemungkinan menemukan isi teks asli Perjanjian Baru, dan meskipun ada kepastian, teks asli pastilah tidak seortodoks yang kita perkirakan. Menurut Ehsalinan yanrman semua salinan teks merupakan salinan yang jauh sesudah aslinya. 
Kita telah melihat bahwa sebenarnya banyak manuskrip Perjanjian Baru yang jauh lebih awal daripada literatur Yunani dan latin lainnya. Penulisan ulang tentu tidak dilakukan secara linear: manuskrip asli dan salinan salinan tua lainnya digunakan berulang kali untuk membuat salinan.
Pendapat Ehrman yang mengatakan semua manuskrip penuh dengan kesalahan, kita telah melihat bahwa kesalahan-kesalahan tersebut yang ditemukan dalam salinan merupakan kesalahan-kesalahan minor atau tidak penting. Dan jumlah kesalahan tidak lebih dari 1% dari seluruh variasi teks yang mempengaruhi makna ayat, tetapi tidak satupun yang mempengaruhi ajaran dasar Kriten dan cukup otentik.
Pendapat Ehrman yang mengatakan penyalin ortodoks telah banyak merubah teks sehingga terjadi perubahan dalam berita dasar Perjanjian Baru.  Namun alasan ini tidak mendasar dan dukungan yang kuat. Seperti pandangan Dr. Bruce Metzger bahwa meskipun belum seluruh perjanjian baru di ketemukan, namun kita telah memiliki seluruh inti teks. Kesimpulannya ajaran  Perjanjian Baru tidak berada dalam bahaya karena adanya variasi teks. Dan kebanyakan pandangan ahli kritik teks selama 3oo tahun terakhir.
Ehrman mengagumi Metzger dan menyebutnya sebagai “Bapa-Doktor” namun Metzger tidak mungkin setuju dengan pandangan dari Erhman. Seperti yang sampaikan dalam wawancara Lee Strober dalam buku The Case for Christ, “Apakah kesimpulan yang anda tarik semua waktu untuk mengajar, mempelajari dan menulis buku tentang detail teks Perjanjian Baru? Apakah Pengaruhnya terhadap iman anda?”. Jawab Metzger “Semua itu telah memperdalam  dasar iman pribadi saya, karena saya telah melihat betapa kuatnya semua materi ini diwariskan kepada kita dengan begitu banyak salinan, dan sebagian dari salinan itu sangat-sangat tua”. Saat Strober bertanya lagi”Jadi, mempelajari semua itu tidak melucuti iman anda sebagai dasar ilusi”. Jawabnya,” Justru sebaliknya, iman saya semakin bertumbuh. Seumur hidup saya telah mengajukan banyak pertanyaan, saya telah menggali teks, saya telah belajar dengan teliti, dan sekarang saya yakin bahwa iman saya kepada Yesus adalah iman yang benar”.





Klaim Kedua
Injil-Injil Gnostik, seperti Injil Yudas, Membuktikan Eksistensi
Kritianitas Alternatif Purba

Injil Yudas mengajarkan perceraian antara Allah dan ciptaannya yang tidak diajarkan baik oleh Kristianitas maupun oleh Yudaisme. Dalam Yudaisme maupun Kristianitas mengajarkan bahwa ciptaan untuk bertanggung jawab kepada  sang Pencipta. Perceraian antara Pencipta dan ciptaan tidak akan pernah diterima oleh Kristianitas dan Yudaisme.
Jadi klaim mengenai Injil Yudas merupakan Alternatif bagi Kristianitas tradisional separuh benar tetapi bagian terpenting justru hilang. Menganalisa Injil Yudas kata N.T. Wright seperti menyaksikan film fiksi seorang bernama ‘Yesus’ dan seorang yang bernama ‘Yudas’ tidak akan relevan. N.T. Wright mengatakan faktanya peristiwa yang  sedang berlangsung adalah ‘mitos baru’ mengenai asal mula paham Kristen. Mitos ini mempunyai 3 kesalahan yaitu: 1) menggambarkan Yesus tidak seperti gamabran pada Injil-Injil kanonik. 2)berargumentasi bahwa ada banyak ragam Kristianitas pada masa paling awal dan baru terbentuk menjadi satu kristianitas ortodoks pada abad keempat. 3) mengatakan bahwa ajaran yang ditolak tidak berhubungan dengan Kerajaan Allah Pencipta Israel, melainkan tentang pencarian makna sejati dalam diri.
Pemberitaan yang mengatakan bahwa Injil-Injil gnostik adalah bukti Kristianitas  alternatif yang sah dan setara dengan Kristianitas ortodoks adalah berita yang salah dan tidak punya landasan sejarah. Pemberitaan seperti tentang Injil gnostik adalah berita yang menyesatkan dan tidak logis berdasarkan kaidah-kaidah kesejarahan ketika mengajukan versi sejarahnya sendiri. Apapun yang diajarkan Yesus dan Kritianitas, kita tidak akan menemukannya dalam Injil Yudas. Injil Yudas membawa kita ke tempat yang menyimpang jauh dari keempat Injil.

Klaim Ketiga
Injil Tomas Menjungkirbalikkan Pemahaman Kita Tentang Yesus Sejati

Penemuan Injil Tomas pada tahun 1945 merupakan salah satu penemuan terbesar dalam abad 20. Tanpa mengecilkan penmuan bersejarah ini, kita bisa membandingkan penemuan ini dengan kritik bapa Gereja kita atau dengan meneliti sendiri dengan membandingkan dengan salah satu sekte Kristen. Ada sejumlah ahli sejarah yang menginginkan injil Tomas lebih dari seharusnya. Injil Tomas tidak setua seperti yang diperkirakan , bahkan hampir bisa dipastikan ditulis pada abad ke 2 antara th 120 dan 140. Jadi amat mungkin Injil tomas bergantung dari Injil Kanonik, hal ini dibuktikan dari kebanyakan perkataan Yesus di temukan dalam Injil kanonik. Dan juga ada perubahan editorialdalam injil Tomas.
Injil Tomas menggambarkan Yesus yang berbeda dengan apa yang digambarkan pada Injil sinoptik. Yesus yang digamabrkan dalam Injil Tomas tidak melakukan tanda mujizat, tidak bernubuat, tidak mati bagi dosa manusia, tidak menerima iman bagi dirinya dan penyembahan. Tetapi memberikan rahasia kepada satu murid danmengajak mereka mencari kerajaan Allah dalam diri mereka sendiri. Hal ini tidak seperti dalam ajaran Yahudi-Kristen.
Perbedaan antara Injil Tomas dengan Perjanjian Baru adalah tidak ada kerangka sejarah bagi perkataan-perkataan yang dicatat dan injil Tomas tidak mengijinkan verifikasi terhadap sejarah.
Ada cara lain yang lebih baik untuk mempelajari Yesus sejarah yaitu Yesus yang menjelaskan mengapa Kristianitas menekankan pribadi Yesus bukan hanya ajaran-ajaranNya. Injil kanonik memberikan kepada kita informasi tertulis  sehingga dapat diselidiki dengan analisa sejarah. Injil kanonik mencatat Yesus bukan suatu rahasia melainkan Yesus diingat sebagaimana komunitas Kristen purba.

Klaim Keempat
Ajaran Yesus Pada Dasarnya Bersifat Politik dan Sosial

Yesus adalah Kristus karena Allah mengutus Yang Diurapi untuk mewakili Dia dan kita. Kita bisa memahami Yesus dengan baik bila tahuu bahwa Ia bukan berbicara tentang orang lain tetapi kita sendiri. Ia datang supaya kita dekat dengan Allah dalam prosesnya Ia mengubah kita. Yesus adalah Anak manusia yang juga Anak Allah yang memanggil kita agar di terima Allah asal kita percaya kepadaNya.
Yesus bukan hanya seorang Nabi, Ia memanggil kita agar kita hidup berbeda. Ia yang memiliki kuasa dan otoritas menolong kita untuk menjawab panggilanNya melalui karyanya dalam hidup kita sebagai Tuhan yang hidup. Kristianitas adalah hidup baru  yang diubahkan dan dihubungkan oleh Allah melalui Kristus dan karyaNya.

Klaim Kelima
Paulus Mengubah Misi semula Yesus dan Yakobus, Dari Reformasi Bangsa Yahudi Menjadi Gerakan Yang meninggikan Yesus dan
Merangkul Bangsa-bangsa Bukan Yahudi.

Ada 4 masalah sejarah yang merusak gambaran Tabor lebih dari sekedar masalah-masalah pandangan dunia yang mendasari gambar tersebut. Karya Tabor dianggap sebagai cerminan terbalik dari karya Marcion yang berusaha menghilangkan elemen Yahudi dari Kristianitas . Sedangkan Tabor mengecilkan status Paulus, Injil Lukas dan Kisah Para Rasul dan menolak buku-buku yang yang dipertahankan Marcion. Kemungkinan Solusinya adalah menolak keduanya.
Analisa Tabor serangkaian tulisan abad pertama dan kedua tentang gerakan Yesus membuat kita pada kesimpulan bahwa perpecahan yang disorot tidak sebesar yang diperkirakan. Dan kita dapat melihat garis dinasti dalam gerakan Yesus, selain Yakobus ada beberapa saudara laki-laki Yesus yang tidak dibicarakan dalam berbagai sumber diluar Alkitab.
Kristianitas Yahudi purba bukan hanya suatu gerakan Yahudi yang tidak berfokus pada pribadi dan karya Yesus. Sumber-sumber tertua mengarahkan kita kepada Kristianitas bukan Yesusanitas. Kita melihat bahwa teori populer yang dipromosikan di arena publik sekarang ternyata tidak cukup probabilitas sejarah.

Klaim Keenam
Makam Yesus telah Ditemukan, Kebangkitan dan KenaikkanNya
Tidak Terjadi Secara Fisik

            Berita yang menyatakan makam Yesus telah ditemukan dan kebangkitan dan kenaikkanNya tidak terjadi secara fisik, merupakan klaim yang paling tidak dapat diterima dibandingkan dengan klaim-klaim sebelumnya. Penyebabnya dapat dijelaskan dengan banyak kesenjangan logika. Bila klaim ini benar maka tidak ada keunikkan Yesus dan yang bernilai hanya ajaranNya. Faktanya hipotesis ini sangat tidak mendasar namun menarik perhatian kita untuk bertanya apakah kita siap untuk menghadapi klaim-klaim mengenai Yesus seperti ini.
Dapakah masyarakat mampu membedakan cerita fiksi mengenai Yesus dan kematiannya dengan ajaran Yesus yang sebenarnya tentang hidup kekal bagi umat manusia yang didasarkan pada peristiwa-peristiwa hidup Yesus. Karena pilihan untuk meninggikan Yesus sebagai raja dan upaya mendongkel Yesus dari tahtaNya merupakan pilihan yang penting.

TANGGAPAN
Isu-isu yang beredar sekarang membuat orang Kristen menjadi gerah, tatapi isu-isu kontemporer ini haruslah direspon dengan benar. Sehingga bisa memberikan tanggapan atau pembelaan terhadap isu-isu tersebut. Buku ini menggambarkan tentang Yesus kepada masyarakat dan seberapa pengenalan kita tentang Yesus.
Dari buku ini kita bisa melihat alasan-alasan yang lebih meyakinkan cerita tentang Yesus dari abad pertama yang menjadi akar dari Kekristenan. Dibandingkan alasan-alasan dan pembuktian-pembuktian dari ‘cerita-cerita kontemporer’ yang beredar.
Buku ini bisa menjadi salah satu referensi bagi orang Kristen untuk mendapatkan alasan dalam menyikapi dan menanggapi ‘isu-isu kontemporer’ yang beredar dimasyarakat yang berusaha menurunkan/mendongkel Yesus dari tahtaNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar